Senin, 27 Desember 2010

tentang koruptor mungkin

Saya bingung, sedang melamun, memikirkan untuk menerbitkan semua catatan yg saya tulis. Kan keren, seperti Anne Frank, Soe Hok Gie, Ahmad Wahid, Mochtar Lubis, siapa lagi ya? Yah banyaklah pokoknya. Saya sudah memikirkan desain covernya seperti apa, saya sarankan jangan menggunakan babi, nanti diboikot Fpi. Jangan juga pake cover Nurdin Halid itu lebih haram dari babi. Seharam haramnya babi, dia tidak merugikan rakyat, karena dari sononya emang begono, lha Nurdin korupsi, jelas merugikan rakyat banyak. Haram! Haram! Haram!

Masalah cover beres, saya mau pake foto saya yg tampan, ukuran 3x4, biar mirip sm buku yasin, kau lihat apa ada orang yg pernah mencaci buku yasin? Tidak ada kan, makanya saya juga maunya begitu biar kelak tidak ada yg memaki buku saya. Nah, yg jadi masalah adalah, tulisan saya kan cuma 20 bijian, pun belum disensor dengan tulisan yg penuh caci maki. Sebetulnya sih tiap tulisan ada caci makinya, ya tapi hanya sebagian yg layak sensor. Saya harus menerbitkan buku setebal 20 halaman, ya berati sekitar sepuluh halaman, ditambah halaman terima kasih, halaman perancis, kata pengantar, daftar isi dan daftar pustaka, yah mungkin jadilah sekitar 15 lembar. Pertanyaannya adalah buku apa yg berjumlah 15 lembar?buku saku barangkali, ya apapun itu yg bisa disebut sebagai buku.

Okey anggap masalah tadi selesai, masalah baru lagi. Saya bingung deh, perasaan lebih banyak masalahnya daripada untungnya. Saya heran, sampai saat ini belum ada tawaran dari penerbit manapun yg berminat membeli tulisan saya. Aduh dunia memang tidak adil, padahal saya lihat tulisan salah seorang penulis yg laku itu toh tidak bagus-bagus amat. Masih mendingan tulisan saya sih bagus, kata saya sih. Ya ga apa-apalah walaupun bagus tapi pede.itu saya banget.

Jadi inilah saya ini, masih menulis lagi. Satu demi satu posting, lalu kapan saya punya buku, dengan label best seller, lalu saya diundang seminar disana sini, lalu saya kaya raya. Ah prosesnya lama kayaknya. Mendingan jadi koruptor deh, coba kamu korupsi, ga usah banyak-banyak, 4-5 milyarlah cukup, tenang kalau ketauan paling km dihukum 4-7 tahun penjara. Dan asiknya lagi, jarang loh ada tahanan yg menghabiskan seluruh vonisnya. Presiden Indonesia kan baik hati, tiap Idul Fitri, Natal, Taun Baru, Nyepi, Galungan, Agustusan, Hari Pahlawan, Hari Ibu, dan Hari itu ini lainnya pasti dikasih potongan hukuman, ih gimana ga enak coba. Lagian setelah km keluar dari penjara, km masih terhormat, km masih kaya. Anggap aja uang itu hasil kerja kamu selama merantau di penjara. Daripada km kerja biasa, harus nunggu pantat rata buat dapet sebanyak itu. Makanya profesi koruptor sangat menjanjikan dan diminati banyak orang.

Hari sudah selasa, saya harus tidur, karena saya harus bangun. Kalo saya ga tidur gimana saya bisa bangun. Pesan saya kalo jadi koruptor jangan nonton tenis, nonton sepakbola yg penontonnya banyak. Terus pake wig yg bener, jangan kayak banci gitu ah pake wignya. Jadi koruptor yg elegan, memiliki cita rasa dan funky. Kalau bisa sih sekalian beli eskrim magnum dan update twiter dulu sebelum memakannya, itu menunjukkan kamu koruptor dengan gaya kekninian, bolehlah sedikit tambahkan gaya bahasa alay. Jangan lupa berzakat biar kamu masuk surga. Amieen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar