Sabtu, 25 Desember 2010

tentang hari natal

Hari ini natal, saya ucapkan selamat merayakan natal bagi anda yang merayakan, yg tidak merayakan saya sarankan merayakan sesuatu agar mendapat ucapan dari saya. Mengucapkan natal kepada mereka yg merayakannya masih menjadi sebuah polemik di Indonesia, setiap tahun selalu saja muncul masalah ini baik tingkat nasional maupun tingkat kelurahan. Di rumah saya pun demikian, orang-orang rumah seperti kebingugan ketika harus mengucapkan natal atau tidak kepada teman-teman yg sangat dekat dan sudah seperti keluarga. Bila saya yg dimintai pendapat sih singkat saja, saya selalu bilang “yaudah tinggal ngucapin aja kok repot” meskipun tidak ada yg menganggap pendapat saya, memang susah untuk bertingkah seperti Gus Dur yg berbicara seperlunya.

Saya yg tampan ini tidak akan membahas kontroversi tersebut, bagi yg berminat silahkan googling saja sendiri tentang topik kontroversi tersebut. Selamat berpusing ria, karena kalian akan menemukan kaum yg membolehkan dan melarang mengucapkan natal, keduanya dilengkapi ayat-ayat loh, coba saja cari sendiri. Ah saya sih tidak mau membicarakan mengenai ayat-ayat Tuhan, meskipun saya pintar, tapi ayat-ayat Tuhan terlalu suci, lagipula kalau salah dosa, dan nanti dianggap sok tau pula. Ah padahal saya memang tahu.

Islam di Indonesia memang lucu, terus terang saja memang begitu, kau lihat saya sudah sering protes mengenai hal itu, di sini Islam dijadikan alasan untuk memukul kepala anak kecil dengan pentungan, mengeluarkan fatwa-fatwa aneh, mengawini wanita yg lebih muda dengan dalih mengikuti jejak nabi, dan lain dan lain dan lain. Barangkali itu cukup nanti kalau banyak saya tuliskan contohnya bisa-bisa saya mendapat surat DO dari kampus saya yg berlabel “Islam”, yg alhamdulilah sangat jauh dari kesan islami.

Nah, pun sama dengan mengucapkan natal, belum-belum orang sudah ribut dengan mengatakan itu haram, di negeri ini apa sih yg tidak haram?, sebagian bilang itu mengikuti ajaran kafir, sebagian orang bilang itu mengakui ketuhanan isa, dan banyak lagi, dan itu, dan ini, belum apa sudah ribut. Saya punya keyakinan, ini keyakinan saya, kalian boleh mengikutinya boleh tidak, tidak ada paksaan, maka kelak saya tidak mau ada dialog seperti ini di akhirat:


malaikat : “kenapa kamu melakukan dosa itu?”

pendosa : “saya baca di blog sitampan hal itu tidak dosa”

saya : “baca yg bener kemplang!” *pukul*


Begini, saya melihat yg menjadi masalah adalah kemampuan mencerna kalimat yg baik. Sepertinya banyak orang harus mengikuti pelajaran bahasa Indonesia lagi, atau paling tidak belajar logika dasar , logic for dummies! Yg banyak orang pertanyakan adalah perihal MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL, tapi jawaban para ustad sering meracau kesana kemari, ini bukan omong kosong saya pernah bertanya kepada salah seorang pengajar mentoring. Menurut dia, mengucapkan selamat natal itu haram karena sama saja mengakui ketuhanan Isa dan mengikuti ajaran kafir, lalu dia pun mulai mengeluarkan hadis-hadis dan ayat ayat, lalu saya bilang. Tunggu dulu, jangan sampai kita perang ayat dan hadis, karena saya pun bisa mengeluarkan ayat dan hadis yang membantah justifikasi dia terhadap klaim haramnya. Saya terangkan kembali pertanyaan saya, bahwa yg saya tanyakan adalah mengucapkan selamat natal, bukan lari-lari ke hal lain. Anak kecil pun tau bahwa mengakui Tuhan selain Allah sudah tidak perlu ditanyakan ketidakbolehannya, pun halnya dengan mengikuti ajaran lain, itu sama saja dengan mempoligami islam. Astagfirullah *itu saya beristigfar *serius. Lalu dia berargumen bahwa mengucapkan natal sama saja dengan mengakui bla bla bla *saya malas menulisnya*, saya bilang mengucapkan loh bukan berarti mengakui, apa karena saya mengatakan bahwa saya solat berarti bahwa saya melakukan solat, atau mengikuti solat? Saya kira tidak, lalu saya bilang lagi, bahwa ucapan dan keyakinan adalah dua hal yg berbeda. Meskipun saya mengucapkan selamat natal kepada rekan-rekan saya, itu bukan berarti saya mengakui kebenaran mereka, saya bilang sebagai umat islam, saya punya tanggung jawab untuk menjaga nama baik islam. Sudah banyak “islam” yg berbentuk terosis maupun pembuat rusuh, maka biarkan saya muncul sebagai islam yg toleran, islam dengan muka tampan, karena sampai saat ini saya belum pernah mendengar kisah Rosul yg tidak menghargai orang lain, bahkan musuhnya pun selalu beliau hargai. Lalu kenapa pula kalian yg hina ini tidak menghargai orang lain, menistakan agama orang lain, yg bagi saya sama saja dengan menodai ajaran agama sendiri. Saya bilang, jangan cuma Kristen yg berhak memiliki cinta kasih, jangan cuma Budha yg selalu menghargai semua makhluk hidup. Karena ini loh yg ingin saya tunjukan kepada orang-orang, islam itu indah, islam itu toleran, islam itu penuh cinta dan kasih, itu sih islam saya terserah kamu mau seperti apa, yg jelas Rosul bahkan menghormati jasad seorang yahudi! *lalu dia pun diam.

Selamat natal kawan-kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar