Rabu, 22 Desember 2010

tentang jejaring sosial

Here I comes twitter!!!

Sepertinya saya terjebak di entah abad keberapa, sehingga saya baru mengenal yg namanya twitter. Sebetulnya account twitter sendiri sudah saya buat saya buat sekitar satu tahun silam, dan account yg sekarang ini saya pakai dibuat sekitar 6-7 bulan yg lalu. Dua-duanya tidak saya pakai, bukan karena tidak ingin, tapi tidak bisa, dan sekrang saya berhasil menaklukan twitter, rasanya saya ingin tertawa keras seperti seorang pemenang. Saya begitu bangga, harusnya syukuran, minimal sih tumpengan, tapi niat itu saya urungkan nanti disangka riya, nanti orang bilang saya sombong.

Tidak perlu bertanya kenapa saya pindah ke twiter. Pertama saya tidak mau terus-terusan cupu dan tidak mampu menjajah twiter, kedua kehidupan saya di facebook sudah tidak aman, jangan lupa gara-gara facebook saya dipanggil oleh bidang kemahasiswaan. Di twiter saya bebas memaki-maki dada rosada, nurdin halid, bahkan sby sekalipun. Ah kalau saya tau twiter seindah ini, pasti dari tahun kemarin saya belajar menggunakan twiter, siapa tau juga cita cita saya bisa tercapai: masuk penjara gara-gara status twiter atau facebook!

Facebook, paling tidak itu yg saya amati. Membantu menyadarkan kita bahwa begitu banyak rakyat Indonesia yg masih bodoh, bahkan dengan kelas pendidikan setingkat mahasiswa sekalipun. Coba tengok, penculikan saat ini bukan hanya terjadi kepada bocah berusia di bawah 10 tahun. Tapi setingkat mahasiswa pun ternyata masih bisa ditipu mentah-mentah, dan kebanyakan korban penculikan itu perempuan. Entah karena mereka begitu haus terhadap kasih saying seorang pria, entah karena kebodohan menjadi fondasi pemikiran mereka. Bayangkan hanya dengan modal kenal di facebook mereka menaruh begitu banyak kepercayaan sehingga hasilnya entah itu dibawa kabur oleh pelaku atau singkatnya diculik!.

Kebodohan lainnya mereka ramai-ramai menyalahkan facebook. Aduuuuh boleh saya meloncat dari jembatan Ampera sambil tertawa? Saya bingung, apa karena facebook ditemukan oleh orang keturunan yahudi, maka banyak orang maupun media begitu sentiment. Loh di Negara ini kan memang begitu, segala sesuatu yg berbau yahudi pasti diserang secara membabi buta, padahal kan babi haram. Facebook, dan jejaring sosial lainnya itu seperti pisau. Bila dipakai oleh seorang ibu, pisau itu dapat membantu memotong dan memasak di dapur. Tapi bila dipakai seorang tolol, pisau bisa digunakan untuk menodong dan mengintimidasi orang lain. nah itu salah yg menggunakan bukan salah alatnya.

Maka jadilah seorang pengguna yg cerdas, saya pribadi seperti itu, ah kalian pun pasti tau. Saya memiliki teman mulai dari anak-anak 4L4y sampai professor-profesor dari berbagai universitas terkemuka, mulai dari dosen sampai para aktivis, mulai dari politikus sampai tikus got yg mukanya memang sulit dibedakan. Nah, selain untuk mendekatkan dengan teman-teman saya pun mengambil manfaat dari mereka-mereka yg seringkali memberikan informasi penting lewat status-statusnya maupun lewat diskusi-diskusi di berbagai grup. Bagi saya rugi mereka yg melewatkan hal ini. Kalo anda bisa bersenang-senang dan menjadi cerdas, kenapa hanya memilih bersenang-senang?

Pun hanya dengan twiter, meskipun sulit berdiskusi seperti facebook. Tapi harus diakui kecepeatan twiter dalam memberikan informasi lebih cepat ketimbang facebook. Dan saya bisa mengganti hal itu dengan mengikuti banyak account, mulai dari kompas, tempo, detik, dan semua account berita yg ada saya ikuti, meskipun terkadang hal itu useless karena sering ada berita yg sama di media berbeda, miris juga sih.

hari sudah pagi, saya harus tidur, barangkali satu atau dua jam sebelum saya kuliah. Oh ya tadi saya liat aviani malik di metrotv cantik sekali, rasanya kalau di surga nanti, ingin saya menjadikan beliau sebagai pembantu di istana saya yg megah pastinya. Karena tempat apalagi yg cocok buat pria tampan seperti saya selain istana? Ah rasanya saya sudah bosan memuji diri saya tampan, harus dikurangi mungkin. Supaya kalian menganggap saya sebagai pria misterius dan cool, itu loh yg dulu dibilang oleh seseorang. Rasanya kalimat terakhir bakal mengundang pertanyaan dari pacar saya. Hehe hehe. semoga saya betah ada di twiter, saya nulis twiter dengan satu t padahal harusnya dua t, itu sih sengaja biar saya tau apa kalian pembaca yg teliti atau tidak. karena saya pun kadangkala seperti artis yg sering "khilaf".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar