Jumat, 09 Juli 2010

tentang saya dan si mawar

Beberapa teman mengajukan pujian pribadi kepada saya atas hal yang tumben saya lakukan, Rajin Posting. Seperti kalian ketahui sodara-sodara bahwa saya adalah pria tampan termalas di dunia. Maka ini adalah sebuah prestasi yg cukup membanggakan, kedua setelah saya juara lomba adzan dua kali berturut-turut. Ketahuilah, sebetulnya pujian itu harus diucapkan kepada pacar saya, karena entah mengapa karenanya semangat menulis saya seolah-olah tanpa habis. Sepertinya dia memang sengaja diutus untuk menghapus rasa malas saya yg overdosis. Ya ya ya terima kasih Tuhan.

Tapi dibalik semua puja puji teman-teman saya ternyata memang selalu ada celah untuk memaki, mereka bilang bahwa akhir-akhir ini tidak ada tulisan saya yg mengandung unsur intelektualitas, saya bingung apakah mereka mengucapkannya dengan jujur atau hanya sebuah ketidakmampuan mereka membuat blog seperti saya? Sebetulnya ada sebuah sejarah kenapa gaya tulisan saya menjadi seperti ini. Saya selalu mengklaim bisa menulis apapun, memang selain tampan saya juga sombong tiada tara. Dulu blog saya berisi tulisan-tulisan penuh kesoktahuan saya dan berbagai analisa, itu saya lakukan sebagai tanda bahwa skill menulis saya lebih baik daripada teman saya, sebut saja namanya mawar. Dia adalah musuh intelektual saya, kami selalu berlomba saling menunjukkan ilmu masing-masing, saling sok pintar, saling mengejek dll. Dia merupakan kritikus tulisan-tulisan saya pun sebaliknya. Hingga suatu hari tiba saat yg naas, itu adalah hari dimana saya ingin mencabik-cabik dia. Sebuah Koran harian di sebuah kota, merelakan salah satu kolomnya diisi oleh tulisannya yg menurut saya tidak bagus-bagus amat. Sebagai pria dengan harga diri tinggi saya sangat merasa terpukul, terutama ketika beliau mengajak saya makan dengan uang yg dihasilkan dari tulisannya. Sebuah ajakan yg dengan segera saya tampik, hina! Akhirnya saya segera pulang kerumah, dalam keadaan tertekan saya mencoba menulis berbagai artikel, dengan berbagai buku, nyatanya semua tidak berhasil menyainginya. Dia tetap hebat, dia tetap bisa menghasilkan uang lewat tulisannya, sementara saya? Jiwa saya remuk seperti jiwa Plato yg gagal ikut olimpiade. saya telah gagal. Saya pun pulang kerumah berbekal soundtract Berhenti berharap dari Sheila On Seven. Ah sudahlah menyedihkan.

Beberapa bulan kemudian, setelah luka saya sembuh, saya kembali menulis. Sehabis membaca beberapa karya Pidi Baiq, saya mulai berpikir untuk mengadopsi gaya menulisnya, yakni dengan berbagai candaan tapi tetap memberikan pesan positif. Nah, nama jurnal itu sendiri saya adopsi dari teman saya Greg, maka lahirlah blog ini. Saya boleh mengatakan bahwa saya berhasil membuat beberapa orang tertawa tapi sampai sekarang belum ada orang yg merasakan pengaruh positif dari blog saya ini. Padahal saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk memberikan beberapa statement yg okey, saya telah berusaha untuk membuat posting yg inspiratif, saya telah berusaha untuk membuat posting yg romanits,. kenyataannya saya kembali gagal..

Satu hal yg dihasilkan dari blog ini adalah gaya menulis saya yg sulit dirubah. Dulu tulisan saya bagus, apalagi ketika mengkritik, lugas, langsung, tajam, tapi sekarng? Terakhir saya mencoba menulis serius namun hasilnya tampak seperti tulisan saya sekarang ini, penuh dengan humor murahan. Pernah saya bercerita kepada teman saya bahwa saya ingin pensiun dari dunia maya ini. bayangkan kelak bila saya harus menulis skripshit dengan gaya seperti ini?bisa mati saya!. Tapi dia bilang, “seburuk apapun tulisan kamu (dia itu goblog, memberi nasihat tapi dengan mengejek tulisan saya, harusnya dia bilang, “sebaik apapun tulisan “) pasti aka nada orang yg membacanya”. Ya betul sekali teman, lagipula bukan saya namanya kl mikirin orang lain. Jadi bagi kalian yg ingin mengkritik blog saya silahkanlah kritik, dengan menunjukan contoh blog yg bagus tentunya buatan kalian sendiri. Ya itu juga andai, saya bilang andai tulisan kalian lebih baik pasti saya akui. Tapi jika lebih buruk, pati saya caci. Oh ya pernyataan saya terdengar sombong. Saya bilang bahwa saya tidak sombong, tetapi mampu!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar