Rabu, 07 Juli 2010

tentang postingan lama

Saya pernah menulis berbagai hal, politik, tuhan, kebodohan, dan berbagai hal tidak penting lainnya. Dari beberapa blog yg saya punya dan pernah saya punya, ada hal yg belum pernah pernah saya tulis sekalipun, Cinta. Kenyataan bahwa hampir setengah periode, satu semester, 180 hari saya bersolo karir membuat saya tidak terlalu suka untuk membahas sisi ini. Plus, karir saya di dunia percintaan tidaklah segemilang apa yg orang-orang kira. Banyak orang mengira bahwa saya tidak akan menemukan kesulitan dalam menemukan pacar, sejujurnya saya pun berharap demikian. Karena saya memang rupawan, itu merupakan kelebihan ketiga saya setelah pintar dan baik hati. Dalam strata social terdapat 4 kelas, dan berada dikelas manakah saya sebagai pria tampan? Mari kita analisa.

Strata 1.

Ini adalah kumpulan pria-pria popular, biasanya mereka yg memiliki badan okey, berparas tampan, atlit olahraga (emang ada atlit masak?), ataupun anak band. karena terkenal mereka tidak memiliki kesulitan dalam mencari teman maupun pacar. Dan biasanya sang mempelai wanita pun tidak kalah popular dan berparas menawan (dunia tidak adil!). saya? Sepertinya bukan disini.

Strata 2.

Ini merupakan kumpulan badboys, penguasa, dan ditakuti oleh orang lain. Banyak wanita begitu tergila-gila kepada mereka, barangkali karena mereka merasa aman, atau entah mereka numpang popular, saya sih gk ngerti jg. Lalu saya? Bukan pula di kelas ini.

Strata 3.

Kumpulan ini merupakan kumpulan orang yg tidak terkenal dan merupakan para pembokat dari strata satu dan dua. Mereka adalah pengikut setia kedua kelas tersebut, alasannya beragam, bisa jadi mencari spot aman, atau numpang tenar, dan takut dijadikan bahan ejekan oleh strata satu dan dua. Apakah saya disini?bukan juga,

Strata 4.

Ini merupakan kumpulan orang-orang terhina, biasanya korban dari ketiga strata diatas. Orang yg berasal dari strata empat sering sekali mendapat tekanan dari semua strata lain. Biasanya pria dari kelas ini berakhir dengan dimasukannya kepala kedalam kloset, digantung di tiang bendera, dicaci, dimaki, oh haruskah saya bilang semua penderitaan mereka?jangan yah. Pria dari klan ini biasanya berbadan kurus (sounds like me huh?), berkacamata (again?), pintar (again and again?) dan hanya memiliki teman yg tidak kalah loosernya (fine, make my day!). Yah inilah saya masuk dalam strata 4 minus kenyataan bahwa saya tampan. Itu saja. Hal ini membuat saya miskin percaya diri, orang selalu mengira bahwa saya adalah orang confident yg selalu berjalan dengan memandang ke depan, sementara sebetulnya saya selalu berjalan tertunduk dan selalu berpegangan kepada kepada sesuatu. Dunia ini panggung sandiwara, begitu katanya. meruntut kepada teeori dramaturgi dimana setiap individu memiliki 2 peran, front stage dan back stage. Front stage. saya adalah seorang pria tampan yg percaya diri, sementara backstage saya sebetulnya adalah orang minder yg penuh dengan khayalan ini itu dan membuat diri tertekan. Ah kalian mengerti sekarang kenapa saya sedikit kurang waras kan?tapi tetap tampan tentunya.

Merupakan sebuah kenyataan sulit bahwa pria setampan saya sulit mendapatkan seorang wanita. Saya ingat dulu waktu SD, untuk membuat wanita tergila-gila saya hanya perlu menjadi pelari tercepat. Sekrang sudah kuliah saya butuh kendaraan tercepat, full music, full ac, dan memiliki satu ban serep. Sebetulnya bisa saja saya dengan mudah meminta mobil kepada orang tua saya, yah saya tinggal tunjuk mobil yg saya ingin lalu membelinya lalu biarkan keluarga saya tidur di kolong jembatan. Apa yg ingin saya katakan adalah, pada akhirnya kegantengan saya dengan tragis terlindas di bawah empat roda mobil sialan itu.

Seingat saya postingan ini saya kerjakan dua kali, lalu tiba-tiba ide utama dari postingan ini hilang mengingat saat ini saya sudah punya pacar. Makanya saya lupa, tapi saya tidak lupa kok siapa pacar saya.

Ditulis ketika usia kejombloan saya genap mencapai enam bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar