Hampir setahun tidak menulis!
Penulis macam apa aku ini?
Agak sedikit mengejutkan memang,
mengingat menulis saya artikan sebagai kegiatan bersenang-senang. Yak, walaupun
sampai sekarang masih belum bisa menghasilkan uang. Novel pertama yang ditolak
setiap penerbitan, novel kedua yang hilang ditelan kesibukan, dan novel ketiga
yang cuma bisa berputar-putar di kepala tanpa pernah menemui tuannya.
“Apa yang kamu cari?” suatu kali
seorang teman bertanya.
“Kebahagiaan, tentu saja” saya
menjawab dengan cepat.
“Kenapa?” dia kembali bertanya.
“Karena sepatutnya memang
demikian.”
“Kenapa manusia harus mencari
kebahagiaan?” dia terus bertanya.
Saya terdesak.
Bungkam.
Kenapa manusia harus mencari
kebahagiaan? Pertanyaan itu berulang, tapi kali ini saya mendengar suara saya
sendiri, sementara orang lain tidak. Kenapa manusia mencari kebahagiaan? Kenapa
manusia harus bahagia? Kenapa bahagia dijadikan sebagai tujuan akhir manusia?
Apa itu bahagia?
Apa itu bahagia?
Apa itu bahagia?
Lalu saya berusaha mencari
jawaban itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang
menyusahkan)
jawaban yang sama sekali tidak
menyentuh pertanyaan di awal.
Kamus sialan!
Oktober yang sama, tahun yang
berbeda.
Saya sedang bekerja sekarang.
Sudah bahagia?
Belum.
Karena,.
Aku hanyalah orang yang tidak pernah bosan meminta,
dan engkau tidak pernah bosan memberi.
Tuhan, kamu bahagia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar