Sabtu, 30 April 2011

tentang kartu

SMA adalah tempat dimana banyak hal-hal yg saya tidak mengerti sampai sekarang. Misalnya lelaki tidak boleh pake celana ketat, tidak boleh berambut panjang, tidak boleh merokok, dan ada keharusan yg aneh. Di kelas saya misalnya tempat duduk menggunakan sistem rolling, setiap hari harus berganti tempat duduk, alasannya sih biar semua orang merasakan duduk di depan dan di belakang. Itu adalah hal yg sia-sia, nyatanya meskipun saya pernah duduk di depan tapi tidak menambah nilai lebih bagi otak saya. Maka saya lebih memilih untuk tidak pernah duduk di depan, batas maksimal duduk itu di bangku nomor dua dari depan, itu sudah cukup membuat saya berkeringat deras.

Ada hal yg menarik dari sistem duduk bergilir seperti ini. Seenggaknya kita pernah duduk di tiap sudut kelas. Bisa membuat label di tiap bangku dengan nama kita sendiri, jangan pake tip-x bisa dihapus pake cutter, tapi pake cutter biar tidak bisa dihapus tip-x. waktu saya masih belia. Itu pelajaran Matematika, saya lupa membahas tentang apa, pokoknya kami harus membawa kartu bridge, iya kita biasa memanggilnya kartu remi. Maksud si guru sih baik, ingin memberikan contoh dengan menggunakan kartu tersebut. Tapi bagi kami sebagai siswa khianat, kami melihatnya sebagai kesempatan untuk bersenang-senang. Maka setiap ada kesempatan kami biasa bermain kartu, apalagi ketika posisi duduk di paling belakang, ini adalah spot yg paling nikmat.

Kalian tahu kan permainan remi? Plis tau karena saya bingung menjelaskannya bagaimana. Pokoknya remi mengharuskan kita untuk menghitung pengeluaran dan pendapatan, mirip-mirip pelajaran ekonomi. Maka kami membutuhkan kertas, entah berapa ratus kertas yg kami habiskan untuk menuliskan hutang piutang ini, bayangkan sehari kami bisa bermain ratusan game. Sampai suatu saat kami bosan, bukan bosan maen remi, tapi bosan menuliskannya di kertas. Maka saya sarankan menulisnya di tembok, saya bilang biar ini menjadi pengakuan permanen siapa yg menjadi juara dan siapa yg kalah, saya sebut itu wall of fame. Disana di tembok itu ada masing masing inisial nama kami, ada Z F B M. F B dan M adalah inisial teman-teman saya. Saya menggunakan inisial Z. sistem bangku bergilir cukup membantu, membantu kami untuk mewujudkan wall of fame ini, setidaknya dalam beberapa bulan kami berhasil memenuhi seluruh ruangan dengan skor skor permainan remi. Ini satu satunya hal yg bisa saya banggakan di bangku SMA, melihat nama saya ada di mana-mana, sungguh mengharukan.

Ok lambat laun wall of fame ini akan terlihat oleh guru. Sebetulnya saya heran kenapa membutuhkan banyak waktu bagi mereka untuk menyadari bahwa seluruh kelas penuh dengan coretan. Akhirnya wali kelas menyadari kebodohan dia. Kebodohan bahwa selama berbulan bulan ada skor perjudian di kelas ini. Lalu dia pun bertanya.

“ini apa di kelas banyak corat coret begini?” pertanyaan ini ingin saya jawab, itu adalah metode baru belajar matematika. Tapi sepertinya dia memilih untuk melakukan monolog, menganggap bahwa kami ini semacam penggemar dia. Dia pun melanjutkan.

“ini apa Z B M F, apa itu Feryan?” cut! Cut! Cut! Ini bagian yg paling saya tidak suka. Ada sekitar 20 orang lelaki di kelas itu, ada dua nama dengan inisial F, ada satu F yg tampan yaitu saya. Kenapa saya yg harus menjadi tertuduh? Kenapa hal-hal yg buruk dialamatkan kepada kami pria tampan? Dan lebih khusus lagi kenapa saya yg tampan ini yg disalahkan? Akhirnya dia meminta saya untuk menghapus coretan-coretan itu. Perintah yg segera saya tampik karena itu adalah hasil jerik payah kami, sebuah angka harus ditulis dengan melewati satu permainan remi, melewati berbagai intrik dalam usaha mendpaatkan joker, melakukan manipulasi penghitungan, dan semua dosa itu harus kami hapus begitu saja. Ini adalah sebuah bentuk kesewenang-senangan. Entah siapa yg melakukannya, tapi coretan itu memang hilang. Sekarang berganti menjadi becak-bercak putih, sisa-sisa pisau cutter yg dipakai untuk mengerik tulisan itu membuat cat-cat di tembok itu mengelupas, saya sedih, saya tertawa. Lalu saya menulis lebar “elzinc” saya pilok di internit, pasti sekarang nama itu masih ada.

1 komentar:

  1. sya kurang ngerti apa maksud tulisan ini.
    apa karna sya yg goblok??
    atau karna sya yg tolo?

    BalasHapus